HMJ BSA Kembali Gelar Sāḥat al-Mutarjimīn: Bahas “Seni dalam Penerjemahan”

  • 02 Juni 2025
  • 10:27 WITA
  • Administrator
  • Berita

Gowa, 27 Mei 2025 — Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Arab (HMJ BSA) UIN Alauddin Makassar kembali melanjutkan program unggulannya bertajuk Sāḥat al-Mutarjimīn atau Kelas Terjemah Bahasa Arab, dengan menggelar Pertemuan Kedua yang mengangkat tema “Seni dalam Penerjemahan”.

Kegiatan ini berlangsung di Masjid Amir Su’ud bin Fahd, Kampus II Samata, sejak pukul 15.30 WITA hingga selesai. Forum terjemah ini dirancang sebagai ruang pembelajaran dan pengembangan kompetensi penerjemahan bagi mahasiswa, khususnya yang memiliki minat mendalam terhadap bahasa Arab.

Sesi kali ini menghadirkan Atdzar Muhammad, mahasiswa aktif sekaligus Kepala Bidang Pengkajian dan Penalaran HMJ BSA, sebagai pemateri utama. Dalam pemaparannya, Atdzar menekankan bahwa dunia penerjemahan tidak sekadar soal alih bahasa, melainkan sebuah seni yang membutuhkan kepekaan rasa, penguasaan konteks, serta pemahaman budaya baik dari bahasa sumber maupun bahasa sasaran.

“Menerjemahkan bukan hanya memindahkan kata, tetapi juga menyampaikan makna secara tepat dan indah. Seorang penerjemah harus mampu menangkap nuansa dan emosi dari teks asli, agar pesan yang disampaikan tidak kehilangan esensinya,” ujar Atdzar di hadapan peserta.

Kegiatan ini disambut dengan antusias oleh mahasiswa dari berbagai angkatan. Para peserta terlibat aktif dalam diskusi dan berbagi pengalaman, menjadikan forum ini tidak hanya informatif, tetapi juga interaktif dan inspiratif.

Sāḥat al-Mutarjimīn merupakan program dari Bidang Kajian dan Penalaran HMJ BSA yang bertujuan untuk mengasah kemampuan mahasiswa dalam aspek teknis dan teoritis penerjemahan, baik dalam ranah akademik, keilmuan, maupun praktis.

Melalui program ini, HMJ BSA berkomitmen untuk mencetak kader penerjemah muda yang tidak hanya mahir secara linguistik, tetapi juga memiliki sensitivitas estetika dan akurasi dalam menyampaikan makna lintas bahasa.

“Kami berharap kegiatan ini menjadi wadah lahirnya generasi penerjemah yang tidak hanya memahami bahasa, tetapi juga jiwa dari teks yang diterjemahkan,” tutup Atdzar.